Rabu, 25 November 2015

Penerapan GREEN CITY / KOTA HIJAU yang berhasil dan yang gagal.



Kota Hijau merupakan salah satu konsep pendekatan perencanaan kota yangberkelanjutan. Kota Hijau juga dikenal sebagai Kota Ekologis atau kota yang sehat. Artinya adanyakeseimbangan antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan.Dengan kota yang sehat dapat mewujudkan suatu kondisi kota yang aman, nyaman, bersih, dansehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi sosial ekonomi masyarakatmelalui pemberdayaan forum masyarakat, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron denganperencanaan kota. Untuk dapat mewujudkannya, diperlukan usaha dari setiap individu anggotamasyarakat dan semua pihak terkait (stakeholders). Dapat dikatakan pula bahwa Kota hijau (greencity) merupakan kota yang sehat secara ekologis. Kota hijau harus dipahami sebagai kota yangmemanfaatkan secara efektif dan efisien sumber daya air dan energi, mengurangi limbah,menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, dan menyinergikanlingkungan alami dan buatan. Kota hijau atau green city adalah konsep perkotaan, dimana masalahlingkungan hidup, ekonomi, dan sosial budaya (kearifan lokal) harus seimbang demi generasimendatang yang lebih baik.


Contoh penerapan kota hijau yang berhasil:

-KOTA CURITIBA BRASIL



TERCATAT sebagai kota terkumuh dan termacet di Brasil pada dasawarsa 1970-an, Curitiba mampu bersolek diri secara radikal. Kota itu kini menjadi kawasan paling apik di Negeri Samba. Bahkan, pada 1996, Curitiba dianugerahi predikat "the most innovative city in the world". Banyak pemerintah kota di berbagai dunia melirik Curitiba. 

Pada 1970-an, Curitiba yang terletak di sebelah tenggara Brasil, sekitar 1.081 km dari ibu kota Brasilia, merupakan kawasan langganan macet dan banjir. Curitiba juga terancam ledakan penduduk, seperti kebanyakan kota di Amerika Latin saat itu. 

Namun sebuah revolusi tata kota, Curitiba Master Plan, yang dicetuskan arsitek Universitas Federal Parana, Jaime Lerner, mengubah secara fundamental ibu kota negara bagian Parana itu. Proyeknya dimulai ketika Curitiba masih berpenduduk 360 ribu jiwa.

Tatakota Linear
Perombakan fundamental yang dilakukan Curitiba pertama-tama adalah mengubah desain tata kotanya dari semula terpusat menjadi linear. Jantung kota, gedung-gedung komersial, pemerintahan, pendidikan atau bisnis diletakkan dalam satu situs, sementara tempat tinggal penduduk dibuat mengitari. 

Perubahan fundamental ini mendorong perubahan radikal pada sistem transportasi. Pemerintah mesti membangun jalan-jalan penghubung dari tempat tinggal penduduk langsung menuju pusat kota. Busway adalah alat transportasi utama. Selain itu, jalur khusus untuk sepeda sepanjang 150 kilometer pun didirikan. 

Transportasi yang menyenangkan memang menjadi keunggulan kota yang kini berpenduduk sekitar 2 juta orang ini. Dalam urusan transportasi, Curitiba menerapkan trinary road system. Ini adalah model jalanan yang menggunakan dua jalur jalan besar yang berlawanan arah. Namun, yang istimewa, ada dua jalur sekunder di tengah yang dimanfaatkan sebagai jalur ekslusif untuk busway. Hampir semua jalanan di Curitiba menerapkan sistem ini. 

Terdapat 12 terminal penumpang di Curitiba, yang tersebar di seluruh penjuru mata angin. Terminal-terminal ini memberi kemudahan, yakni memungkinkan penumpang dapat meninggalkan dan berganti bus tanpa harus membeli tiket baru. 

Untuk menurunkan minat warga menggunakan mobil, selain menurunkan angka kecelakaan, Pemerintah Kota Curitiba juga menempatkan 200 radar lalu lintas di seluruh penjuru jalanan utama. Teknologi berbasis sensor ini dipasang di trotoar yang diperlengkapi kamera digital. Fungsinya untuk mendeteksi setiap mobil yang melaju di atas speed limit. 

Instrumen akan merekam nomor mobil nakal, termasuk data waktu dan tempat kejadian, lalu mengirimnya ke tempat tinggal sang pengemudi dalam bentuk speeding ticket. Mereka diharuskan membayar denda. 

Sistem ini mampu mengirim tiket ke seluruh Brasil. Adapun speed limit yang ditetapkan terhitung 'keterlaluan', yakni 60 kilometer per jam, bahkan ada pula yang 40 kilometer per jam di lokasi padat pejalan kaki. Secara bersamaan, para pejalan kaki dimanjakan dengan trotoar luas yang dibangun di sisi-sisi jalan.

Mengatasi Banjir
Patut dicatat pula komitmen serius Curitiba dalam menangkal banjir. Seolah tak ingin air bah berulang, Curitiba melipatgandakan jumlah ruang terbuka hijau (RTH)-nya. Dari semula satu meter persegi per kapita RTH pada 1970 menjadi 55 meter persegi per kapita pada 2002. 

Jumlah ini sudah melebihi 30 persen dari luas kota. Bandingkan dengan Jakarta yang areal RTH-nya cuma sembilan persen. Padahal, agar terhindar dari banjir, minimal RTH adalah 30 persen luas kota. Banyak kota di Indonesia, seiring pembangunan gedung komersial, areal RTH-nya menurun secara drastis dan tak lagi proporsional .

Berbeda dengan tren di Indonesia, Curitiba menempuh segala cara untuk memperbanyak RTH. Bekas tempat pembuangan akhir (TPA) disulap menjadi taman-taman yang lebat dan asri. Danau-danau artifisial dibangun di tengah kota. Sementara RTH dilipatgandakan, bangunan komersial terus dibangun. Keduanya tidak saling mengganggu. 

Kawasan Kumuh
Keberhasilan lain Curitiba adalah memupuskan secara radikal jumlah kawasan kumuh. Pemerintah menerapkan strategi insentif yang cerdas untuk merelokasi permukiman kumuh tadi, bukan sekadar menggusurnya. Misalnya, para pengembang perumahan hanya akan diberi izin membangun jika bersedia membuat sebuah permukiman khusus untuk para pemukim kumuh.

Konsep pembangunan partisipatif. Inilah kunci sukses Curitiba, yang terletak di dataran tinggi sekitar 3.120 kaki dari atas permukaan laut. 

Jaime Lerner, sang arsitek Curitiba, dalam sebuah wawancara, menyatakan bahwa pembangunan harus melibatkan dan memperoleh dukungan warga. Warga ditempatkan sebagai subjek, bukan objek. ''Setiap orang harus memberi kontribusi dan sinergi,'' kata Lerner. 

Untuk menjamin kota tetap bersih, terutama warga miskin, diminta mengumpulkan satu kantong plastik sampah yang dapat ditukar dengan susu, telor, atau tiket bus. 

Strategi tata kota ini berpengaruh terhadap produktivitas penduduk. Jika pada 1970-an warga Curitiba berpenghasilan di bawah rata-rata penduduk Brasil, kini penghasilan mereka dua kali lipat pendapatan per kapita nasional. 

Kini, penduduk terutama warga miskin juga sudah memperoleh fasilitas kesehatan gratis. Curitiba kini dijuluki sebagai kota yang memperhatikan ekologi, Ecocity.

KESIMPULAN: 
Kota ini dinyatakan berhasil karena menurut saya, Rezim keberlanjutan Curitiba dianggap sebagai eksperimen yang paling awal dilakukan dan paling berhasil dalam hal pembangunan kota yang berkelanjutan. Pendekatan yang dilakukan di Curitiba dalam hal transportasi, konservasi ruang terbuka hijau, pemukiman dan pengelolaan sampah telah menjadi percontohan bagi kota-kota lain di seluruh dunia.

Contoh penerapan kota hijau yang gagal:
-KOTA JAKARTA INDONESIA


Jakarta adalah kota dengan polusi udara tertinggi se Indonesia dan ke tiga di dunia. Kandungan partikel debu di udara Jakarta mencapai 104 mikrogram per meter kubik (tertinggi ke 9 dari 111 kota yang disurvey Bank Dunia pada 2004, sekarang angkanya mungkin melonjak). Padahal, kalau mengacu pada Uni Eropa, ambang batas partikel debu di udara yang bisa ditoleransi hanya 50 mikrogram per meter kubik. 57,8 % warga Jakarta menderita penyakit akibat polusi udara. Biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh warga Jakarta untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udara pada   1998 adalah Rp. 1,8 triliun, dengan laju polusi udara yang meningkat drastis sejak  2011, diperkirakan pada 2015 biaya untuk mengobati penderita penyakit akibat polusi udara Jakarta akan mencapai 4,3 triliun

-MEXICO CITY MEKSIKO


Mexico City, ibukota Meksiko, dan ibukota polusi udara Amerika Utara, estimasi emisi ozon tidak sehat hampir 85% tahun ini. lokasi geografis Meksiko – di tengah sebuah kawah gunung berapi dan dikelilingi oleh pegunungan – hanya berfungsi untuk mengunci di polusi udara.

SOLUSI UNTUK MENCIPTAKAN KOTA MENJADI SEHAT / GREEN CITY :
-Pembangunan kota harus sesuai peraturan undang-undang yang berlaku, seperti Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Penanggulangan Bencana (Kota hijau harus menjadi kota waspada bencana), Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan Undang Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan peraturan lainnya.
-Konsep Zero Waste (pengolahan sampah terpadu, tidak ada yang terbuang).
-Konsep Zero Run-off (semua air harus bisa diresapkan kembali ke dalam tanah, konsep ekodrainase).
-Infrastruktur Hijau (tersedia jalur pejalan kaki dan jalur sepeda).
-Transportasi Hijau (penggunaan transportasi massal, ramah lingkungan berbahan bakar terbarukan, mendorong penggunaan transportasi bukan kendaraan bermotor - berjalan kaki, bersepeda, delman/dokar/andong, becak.
-Ruang Terbuka Hijau seluas 30% dari luas kota (RTH Publik 20%, RTH Privat 10%)
-Bangunan Hijau
-Partisispasi Masyarakat (Komunitas Hijau).

Minggu, 25 Oktober 2015

Isu Penerapan arsitektur lingkungan baik yang berhasil maupun yang tidak berhasil.

Penerapan profesi seorang arsitek, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.

           Secara tidak langsung pekerjaan sebagai seorang arsitek adalah pekerjaan yang mau tak mau harus berhadapan langsung dengan lingkungan, tentu saja pekerjaan yg berhadapan langsung dengan lingkungan ini hanya memiliki dua kemungkinan memperbaiki atau justru malah merusak. Kaitannya arsitek dengan lingkungan? Arsitek sendiri ialah orang yang bekerja dalam bidang lingkungan, yang mengolah lingkungan menjadi lingkungan yang baru sehingga menjadi layak dan pantas untuk seseorang melakukan suatu aktifitas sesuai dengan kebutuhan dan fungsi lingkungan yang telah diperbaharui. Jadi sebenarnya arsitek yang hebat atau arsitek yang berhasil ialah arsitek yang mampu mengolah lingkungan yang telah tidak layak atau kurang layak menjadi lingkungan baru yg lebih layak dan pantas untuk sebuah aktifitas tertentu tanpa mengubah ciri atau inti dari lingkungan itu.

Berikut dalah penerapan arsitektur lingkungan yang berhasil :

Perpustakaan UI


Saya mengatakan penerapan arsitektur lingkungan ini berhasil karena proyek ini merupakan bangunan yang dirancang dengan mempunyai konsep sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.

Konstruksi:
Model bangunan menghadirkan bangunan masa depan dengan mengambil sisi danau sebagai orientasi perancangan. Penggunaan bukit buatan sebagai potensi pemanfaatan atap untuk fungsi penghijauan. Sedangkan pencahayaan alam dilakukan melalui beberapa skylight.
Di balik gundukan rerumputan hijau terdapat 5 bangunan tinggi yang menjulang hingga beberapa ratus meter berisikan ruangan-ruangan kosong yang disiapkan sebagai ruang utama perpustakaan UI.
Di punggung bukit bangunan di timbun tanah dan ditanami rerumputan yang berguna sebagai pendingin suhu ruangan yang ada didalamnya, hingga dapat mereduksi fungsi alat pendingin udara sampai 15 persen.
Di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan-jaringan selokan yang di sampingnya terdapat kaca tebal bening selebar 50 sentimeter. Selokan itu untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan, sedangkan fungsi kaca sebagai sistem pencahayaan.
Interior bangunannya didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang dan ruang yang lain melalui sistem void. Dengan begitu, penggunaan sirkulasi udara alam menjadi maksimal.
Penggunaan energi matahari dilakukan melalui solar cell yang dipasang di atap bangunan.
Guna memenuhi standar ramah lingkungan, bangunan juga dilengkapi sistem pengolahan limbah. Karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk menyiram di punggung bangunan. Dengan diproses terlebih dahulu melalui pengolahan limbah atau sewage treatment plant (STP).
Gedung akan menggunakan panel surya sebagai sumber energinya.

Kesimpulan:
Bangunan ini ramah lingkungan dengan sistem struktur yang kuat dan hampir menyatu dengan alam akan mengurangi dampak global warming, bangunan ini juga banyak menghemat energi sehingga tidak banyak merusak lingkungan.

Berikut dalah penerapan arsitektur lingkungan yang tidak berhasil :

Jembatan Tanah Abang Roboh



Mengapa jembatan tanah abang roboh?
Jembatan Tanah Abang Roboh membuat beberapa pengunjung yang berbelanja tetimbun reruntuhan. Bangunan yang roboh di sekitar Metro Tanah Abang merupakan calon toilet di pusat grosir Metro Tanah Abang, bukan merupakan jembatan penghubung Blok A-Blok B. Bangunan itu roboh karena konstruksi belum sempurna.Bangunan yang runtuh adalah bagian yang akan dijadikan toilet di lantai tiga gedung tersebut.

Maka dari itu Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang arsitek adalah:

Kemampuan untuk menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran estetika dan persyaratan teknis, dan yang bertujuan melestarikan lingkungan.

Pengetahuan yang memadai tentang cara mencapai perancangan yang dapat mendukung lingkungan yang berkelanjutan. 

Masalah lingkungan di Indonesia juga sudah merisaukan. Sementara di satu sisi pembangunan tidak bisa berhenti. maka saat ini yang perlu dilakukan adalah suatu alat, yang bersifat antisipatif, sehingga tidak dipungkiri pembangunan berjalan dan juga menyebabkan kerusakan lingkungan. Maka dengan demikian dampak negatif pembangunan seperti degradasi mutu lingkungan, banjir, pemanasan global dan efek penyakit bisa pun bermunculan.

Kesimpulan:
Arsitek yang berhasil adalah asritek yang mampu membuat sesuatu yang lama atau yang kurang layak dapat diperbaharui dengan memenuhi 3 syarat yaiutu Firmitas, Utilitas, dan Venustas yang juga memperhatikan dampak/pengaruh yang baik di masa yang akan datang atau masa jangka panjang.
Berharap apa yang dikerjakan para arsitek saat ini dan akan datang dapat membawa dampak positif bagi pengembangan lingkungan binaan (built environtment), memberikan sumbangsih pemikiran baru berdasarkan eksplorasi kearifan lokal serta setiap pembangunan haruslah mempertimbangkan kondisi dan dampak terhadap lingkungan agar tidak ada pihak yang dirugikan. Kesuksesan arsitektur dapat diraih bila klien senang lingkungan nyaman. Terutama dalam implementasi potensi keragaman hayati di Indonesia yang sangat kaya terhadap pembangunan.

Sabtu, 10 Oktober 2015

Arsitektur dan lingkungan

1.Arsitektur Ekologi

Pengertian Arsitektur Ekologi secara harfiah:
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari antara organisme dengan suatu lingkungan dan lainya.
Ekologi juga dapat diartikan sebagai Ilmu yang mempelajari interaksi antar makhluk hidup ataupun makhluk hidup dengan lingkungannya berada. Sedangkan Arsitektur adalah, suatu bentuk atau masa, atau juga tata ruang yang terencana secara fungsional yang direncanakan oleh arsitek serta disiplin ilmu lain yang terlibat di dalamnya, maka Eko Arisitektur adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tidak hanya bentuk masa bangunan, material, tata ruang ataupun nilai kearifan lokal yang ada, namun juga kepedulian kita sendiri terhadap bangunan tersebut, bagaimana kita mengartikan fungsi dari pada bangunan tersebut,bagaimana kita mengelolanya, dan bagaimana kita merawatnya.

Pengertian Arsitektur Ekologi secara umum:
Arsitektur ekologi merupakan perancangan arsitektur yang ekologis atau biasa disebut dengan arsitektur yang berwawasan lingkungan. Proses pendesainan dilakukan dengan pendekatan dengan alam, alam sebagai dasar dalam desain si arsitek. Proses pendekatan ini menggabungkan teknologi dengan alam. menggunakan alam sebagai basis design, strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan menerapkan teknologi dalam perancangannya. Perwujudan dari desain ekologi arsitektur adalah bangunan yang berwawasan lingkungan yang sering disebut dengan green building.

Contoh Bangunan Arsitektur Ekologi :













Rioglass Solar Production Plant
Lokasi: Lena, Spain
Latar Belakang: Arsitek dari perusahaan Villanueva D. Arquitectos dibawa keluar ke sisi Atlantik Spanyol untuk merancang dan membangun pabrik untuk produsen panel surya ini. Tujuannya adalah untuk menciptakan sesuatu yang tidak konvensional yang masih memiliki biaya yang sama sebagai pabrik tradisional.

Apa Yang Unik: Pabrik Rioglass termasuk pabrik tradisional karena menggunakan panel beton, tetapi memiliki skyline 'dimodifikasi' di mana ia menggantikan panel sandwich biasa (semen dan wafer batu diisi dengan isolasi) dengan kaca. Panel kaca dibuat dengan bingkai baja diproduksi di bengkel untuk menghemat biaya, dan gelas itu sendiri terbuat dari sutra dicetak kaca yang dikeraskan, dengan warna-warna yang dipilih bertepatan dengan warna pemandangan di mana pabrik berada.

2.Arsitektur Biologi

Pengertian Arsitektur Biologi secara harfiah:
Yaitu ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan yang juga mempelajari pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup, dan merupakan arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan.

Pengertian Arsitektur Biologi secara umum:
Arsitektur Biologi adalah konsep biologis, para arsitek diajak memahami rumah sebagai sebuah bangunan organis, untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia.Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam. Bahan bangunan alam yang dapat dibudidayakan lagi,digunakan dalam arsitektur biologis, seperti kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk.Bahan bangunan alamiah yang dapat digunakan lagi menjadi bangun alamiah yang dapat digunakan lagi menjadi bangun arsitektural adalah tanah liat, tanah lempung dan batu alam.Sedangkan bahan bangunan alam yang diproses pabrik atau industri adalah batu artifisial yang dibakar (batu merah), genting flam, genting pres dan batu-batuan pres (batako).Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuaidengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya punditentukan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya.Bentuk bangunan ditentukan oleh rangkaian bahan bangunannya. Konstruksi bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstrtuksi tanah, tanah liat dan lempung),berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta konstruksi bangunan rangka(kayu dan bambu). Atas dasar pengetahuan tentang bahan bangunan tersebut, akhirnya tercipta bentuk-bentuk bangunan yang berkaitan dengan sejarah arsitektur.

Contoh Bangunan Arsitektur Biologi:















Bangunan rumah yang menerapkan konsep biologi.
Bangunan rumah ini menerapkan konsep biologi dari dinding yang menerapkan material kayu dan material lainya yang bersifat alami dan bilogi.

3.Arsitektur Lingkungan

Pengertian Arsitektur Lingkungan secara harfiah:
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dandesain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.


Pengertian Arsitektur Lingkungan secara umum:
Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur) karena sama – sama berhubungan dengan  sumber daya alam.

Contoh Bangunan Arsitektur Lingkungan:













Perpustakaan UI
Bangunan perpustakaan yang akan menjadi iconic atau landmark ini, mempunyai konsep sustanable building yang ramah lingkungan (eco friendly), bahwa kebutuhan energi menggunakan sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy), maka nantinya di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik dalam bentuk apa pun. Nanti semua kebutuhan plastik akan diganti dengan kertas atau bahan lain. Bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air dan kertas.

Perbedaan Arsitektur Ekologi, Arsitektur Biologi, Arsitektur Lingkungan :

Arsitektur Ekologi di konsep dengan pendesainan yang dilakukan dengan pendekatan dengan alam, alam sebagai dasar dalam desain si arsitek. Proses pendekatan ini menggabungkan teknologi dengan alam. menggunakan alam sebagai basis design, strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan menerapkan teknologi dalam perancangannya. Perwujudan dari desain ekologi arsitektur adalah bangunan yang berwawasan lingkungan yang sering disebut dengan green building.
Arsitektur Biologi di konsep dengan biologis, para arsitek diajak memahami bangunan sebagai sebuah bangunan organis, untuk meningkatkan kualitas kehidupan. Kualitas bangunan dengan bagian-bagian material dan rohani menentukan kualitas lingkungan hidup manusia.Bahan-bahan bangunan yang digunakan dalam mewujudkan arsitektur biologis adalah bahan-bahan bangunan dari alam. Bahan bangunan alam yang dapat dibudidayakan lagi,digunakan dalam arsitektur biologis.
Arsitektur Lingkungan di konsep dengan sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur) karena sama – sama berhubungan dengan  sumber daya alam.