Sabtu, 18 April 2015

BERGAUL DENGAN WAYANG KULIT


Pergaulan anak muda jaman sekarang sudah lari dari budaya bangsa ini mereka sudah tidak mengenal apa itu wayang kulit dan budaya lainya, mereka kini lebih mengenal budaya barat atau dari negara lain padahal jika mereka tau betapa kayanya budaya bangsa kita, kini wayang kulit juga sudah dikenal dan dipelajari di berbagai negara, saya berharap anak muda saat ini di perkenalkan wayang kulit dan mampu mempelajarinya dan menjaganya agar budaya ini tetep ada dan tidak dcuri atau diakui negara lain.

Pertunjukan wayang ini sebenarnya sangat diminati oleh banyak masyarakat di indonesia dan masyarakat luar, karena pertunjukan wayang ini tidak hanya di pelajari oleh orang indonesia tetapi oleh negara lain juga dan banyak di pertunjukan kepada masyarakat dunia.

Pertunjukan wayang selalu di iringi oleh musik gamelan, karena kalo menurut saya musik gamelan sangat padu dengan pertunjukan wayang, pertunjukan wayang biasanya menceritakan cerita rakyat mahabrta, ramayana dan cerita rakyat lainya.

Pertunjukan wayang kulit telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga ( Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity ).


Sejarah Wayang Kulit
Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Jawa. Wayang berasal dari kata 'MaHyang' yang artinya menuju kepada roh spiritual, dewa, atau Tuhan Yang Maha Esa. Ada juga yang mengartikan wayang adalah istilah bahasa Jawa yang bermakna 'bayangan', hal ini disebabkan karena penonton juga bisa menonton wayang dari belakang kelir atau hanya bayangannya saja. Wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi narator dialog tokoh-tokoh wayang, dengan diiringi oleh musik gamelan yang dimainkan sekelompok nayaga dan tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Dalang memainkan wayang kulit di balikkelir, yaitu layar yang terbuat dari kain putih, sementara di belakangnya disorotkan lampu listrik atau lampu minyak (blencong), sehingga para penonton yang berada di sisi lain dari layar dapat melihat bayangan wayang yang jatuh ke kelir. Untuk dapat memahami cerita wayang (lakon), penonton harus memiliki pengetahuan akan tokoh-tokoh wayang yang bayangannya tampil di layar.
Secara umum wayang mengambil cerita dari naskah Mahabharata dan Ramayana, tetapi tak dibatasi hanya dengan pakem (standard) tersebut, ki dalang bisa juga memainkan lakon carangan (gubahan). Beberapa cerita diambil dari cerita Panji.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar